Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Palangka Raya (UPR), terus mendorong mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman praktis di dunia industri. Salah satu mahasiswi beruntung yang telah menuntaskan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sektor industri karet adalah Devitriyeni Zendrato.
Devi melaksanakan PKL di PT
Kahayan Berseri, sebuah perusahaan pengolah karet setengah jadi yang
berlokasi di Desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau,
Kalimantan Tengah. PT Kahayan Berseri dikenal sebagai eksportir karet ke
berbagai negara seperti Korea Selatan, Amerika, India, dan Cina, dengan fokus
pada produksi jenis SIR 10, SIR 20, dan mixtures 20.
Selama periode PKL yang
berlangsung, Devi mendalami berbagai aspek pengujian mutu bahan baku karet di
laboratorium perusahaan. Ia terlibat langsung dalam analisis pengujian karet
kadar kotoran (Dirt) dengan pemanas Box Infrared, serta pengujian lainnya
seperti kadar nitrogen, kadar abu, kadar zat menguap, PRI/PRO, dan viskositas
Mooney.
"PKL ini memberikan
saya kesempatan luar biasa untuk menerapkan teori fisika yang dipelajari di
bangku kuliah ke dalam praktik industri nyata," ungkap Devi. "Saya
belajar banyak tentang standar kualitas karet, penggunaan alat-alat
laboratorium seperti Box Inflared untuk mempercepat proses pelarutan karet, dan
pentingnya setiap tahapan pengujian untuk memastikan produk memenuhi standar
SNI dan ISO."
Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pemahaman teknis Devi tentang fisika material dan karakterisasi bahan, tetapi juga mengasah keterampilan non-teknis seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kerja sama tim dalam lingkungan profesional.
Ketua Program Studi Fisika
FMIPA UPR, Wilson Jefriyanto, M.Si., menyatakan, "Kami sangat mendukung
program PKL ini sebagai jembatan antara dunia akademik dan industri. Pengalaman
seperti yang didapatkan Devitriyeni di PT Kahayan Berseri sangat berharga untuk
mempersiapkan lulusan Fisika yang kompeten dan siap kerja, khususnya di sektor
industri yang relevan dengan sumber daya alam Kalimantan."
Diharapkan, pengalaman
Devitriyeni ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Fisika lainnya untuk
terus mencari peluang pengembangan diri di luar kampus, serta memperkuat
kolaborasi antara akademisi dan industri demi kemajuan bersama.
(els.)